BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Transaksi valuta asing (Foreign Currency Transactions)
terjadi apabila suatu perusahaan melakukan aktivitas yaitu membeli atau menjual
secara kredit barang atau jasa yang harganya dinyatakan dalam valuta asing, menerima
pinjaman atau memberikan pinjaman di mana jumlah yang terutang atau jumlah
tagihan dinyatakan dalam valuta asing, merupakan satu pihak dari suatu kontrak
valuta berjangka atau untuk alasan seperti memperoleh aktiva atau menimbulkan
utang yang dinyatakan dalam valuta asing.
Aktivitas
luar negeri terjadi bila suatu perusahaan melakukan aktivitas melalui operasi
luar negeri yang aktiva, utang, pendapatan, dan biayanya diukur dalam valuta asing.
Aktiva dan utang dikatakan dinyatakan dalam valuta asing bila jumlah uangnya
ditetapkan dalam suatu mata uang asing tanpa memperhatikan perubahan kurs
tukar. Untuk memasukkan transaksi valuta asing dan laporan keuangan luar negeri
dalam valuta asing ke dalam laporan keuangan, maka suatu perusahaan harus
menjabarkan ke dalam mata uang pelaporan (di Indonesia rupiah) atas semua
aktiva,utang, pendapatan, dan biaya yang ditetapkan dalam valuta asing.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
itu Translasi Mata Uang Asing?
2. Apa
Alasan Translasi Mata Uang Asing?
3. Apa
Latar Belakang dan Terminoligi Translasi Mata Uang Asing?
4. Apa
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing?
5. Apa
Metode-metode dalam Translasi Mata Uang Asing?
6. Bagaimana
Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing?
7. Bagaimana
Gambaran Standart No. 52 / Standar Akuntansi Internasional 21?
C. TUJUAN MAKALAH INI
DIBUAT
1. Untuk
mengetahui apa itu Translasi Mata Uang Asing?
2. Untuk
mengetahui Alasan Translasi Mata Uang Asing?
3. Untuk
mengetahui Latar Belakang dan Terminoligi Translasi Mata Uang Asing?
4. Untuk
mengetahui Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang
Asing?
8. Untuk
mengetahui Metode-metode dalam Translasi Mata Uang Asing?
5. Untuk
mengetahui Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing?
6. Untuk
mengetahui Gambaran Standart No. 52 / Standar Akuntansi Internasional 21?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai oprasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi
yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat
perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan
lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang
sulit.
B.
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Berbeda dengan konversi antar mata uang asing yang
memiliki pengertian pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik,translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter.
Alasan dilakukannya translasi
mata uang asing, diantaranya :
1. Perusahaan
dengan kegiatan operasional di
luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan
keuangan gabungan yang informasi laporan kepada pembaca mengenai operasional
perusahaan secara global.
2. Berkomunikasi dengan peminat saham asing.
3. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi
mata uang.
4. Mencatat transaksi mata uang asing.
5. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global.
C.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI TRANSLASI MATA UANG ASING
Translasi
mata uang asing berbeda dengan konversi. Perbedaannya terletak pada konversi ada transaksi terkait dan terjadi
pertukaran fisik antar mata uang sedangkan translasi hanya perubahan satuan
unit moneter dan tidak ada pertukaran fisik yang terjadi. Transaksi
mata uang asing dapat terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar
swap, spread dan valuta
fungsional:
1. Kurs
pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi
antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat
mata uang. Kesepakatan
mempertukarkan jumlah tertentu suatu mata uang dengan mata uang lain yang harus
diserahkan dalam 2 hari. Nilai tukar dinyatakan dalam 2 cara:
a.
Kuotasi langsung ($1=Rp 9.000)
b.
Kuotasi tidak langsung (Rp1=$0,0001111111111)
2. Kurs
pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang
yang telah ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar
forward. tukar
dinyatakan dalam 2 cara:
a. Bid quote : jumlah yang dibayar
pedagang (dealer) untuk suatu mata uang asing
b. Ask quote : kurs yang diminta dealer
yang menjual suatu mata uang asing
3. Transaksi
kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau
penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata
uang. Transaksi bila pembelian spot dan
penjualan forward atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang asing
terjadi bersamaan.
4. Spread,
Laba (profit) yang diperoleh dari
perbedaan harga pembelian (harga bid) dengan harga jual (harga asking).
5. Valuta Fungsional, Valuta utama
sebuah perusahaan dalam melakukan operasinya di luar negeri, biasanya valuta
negara tempat operasi perusahaan yang bersangkutan.
D.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga
kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan maraca mata uang asing
terhadap mata uang domestik yaitu:
1.
Kurs kini (current) adalah kurs nilai
tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
2.
Kurs Historis adalah kurs nilai tukar
pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh, atau
ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
3.
Kurs rata-rata (average) adalah
rata-rata sederhana dari kurs nilai tukar kini dan historis.
Pengaruh
penggunaan kurs terhadap Laporan Keuangan:
1.
Penggunaan kurs nilai tukar historis
melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerungian translasi mata uang
asing
2.
Penggunaan kurs kini menimbulkan
terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
E.
METODE DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Metode-metode yang
digunakan dalam translasi mata uang asing diantaranya adalah:
1.
Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini
mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu
terhadap saham dan hutang asing. Pendapatan dan beban biasanya ditranslasikan
oleh rata rata nilai tukar saat itu pada setiap periode.
2.
Metode Current-Noncurrent
Pada
metode ini, asset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang
lancer ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini.
3. Metode
Moneter-Nonmoneter
Metode ini menggunakan
skema klasifikasi neraca untuk menukarkan nilai tukar mata uang asing yang
sesuai.
4.
Metode Kurs Sementara
Dengan
metode ini, translasi mata uang asing tidak merubah sifat sebuah item yang
dihitung, hal tersebut hanya merubah unit peruntungannya saja. Dengan kata
lain, translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang
item tersebut, tetapi bukan penilaian aktual.
5. Metode Nilai Tukar Ganda
Metode
ini mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses transalasi
mata uang asingnya.
F. PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG ASING
Praktik
akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap
meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem
moneter internasional
1. Pra-1965
Sebelum
1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh
Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi
metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara
langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui
dalam pendapatan lancar.
2. 1965-1975
ARB
No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent.
Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis.
Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata
uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting
principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut
memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB
No.43
3. 1975-1981
Untuk
mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya,
Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun
1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS
dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs
sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan
yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam
pendapatan perusahaan.
4. 1981-sekarang
Pada
bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan
pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting
dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial
Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.
G.
GAMBARAN STANDAR NO. 52 / STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL 21
Standar
No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak
perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Jadi, aturan-aturan
ranslasi baru ini dirancang untuk:
1.
Merefleksikan, dalam laporan
konsolidasi, hasil-hasil dan hubungan-hubungan keuangan yang diukur dalam
valuta primer yang dipaki oleh masing-masing entitas yang terkondolidasi dalam
melakukan bisnisnya.
2.
Menyediakan informasi yang secara umum
sesuai dengan damoak ekonomi perubahan nilai tukar yang diharapkan atas arus
kas dan ekuitas perusahaan.
Tujuan
ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional
menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi
dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu, translasi apabila
mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Tabel
kriteria-kriteria valuta fungsioanal
FAKTOR-FAKTOR
EKONOMI
|
SITUASI-SITUASI YANG
MENYONGKONG VALUTA PERUSAHAAN
INDUK SEBAGAI VALUTA FUNGSIONAL
|
SITUASI-SITUASI YANG MENYONGKONG
VALUTA LOKAL SEBAGI VALUTA FUNGSIONAL
|
Arus kas
|
Mempangaruhi arus kas
perusahaan induk secara langsung dan dapat ditarik kembali ke perusahaan
induk saat itu juga
|
Terutama dalam valuta
lokal dan tidak mempengaruhi arus kas perusahaan induk
|
Harga penjualan
|
Responsif terhadap
perubahan kurs dan ditentukan oleh kompetisi global
|
Sangat tidak
responsif terhadap perubahan kurs dan ditentukan secara substansial oleh
kompetisi lokal
|
Pasar Penjualan
|
Sebagian besar dalam
negara induk dan dalam valuta perusahaan induk
|
Sebagian besar dalam
negara tamu dan dalam valuta lokal
|
Beban
|
sangat terkait pada
faktor-faktor produktif yang diimpor dari perusahaan induk
|
Sebagian besar
berasal dari lingkungan lokal
|
Pembiayaan
|
Terutama dari
perusahaan induk atau bergantung kepada induk dalam memenuhi kewajiban hutang
|
Sebagian besar dalam
valuta lokal dan disediakan oleh operasi-operasi lokal
|
Transaksi Intra Perusahaan
|
Sering dan ekstensif
|
Jarang dan tidak
ekstensif
|
1. Laporan Keuangan
Valuta Asing
Translasi ketika valuta lokal merupakan valuta fungsional. Ketika valuta lokal
entitas di luar negeri merupakan valuta fungsionalnya, dan catatan-catatannya
dibuat dalam valuta tersebut, prosedur-prosedur kurs berlaku dipergunakan:
1.
Semua aktiva dan kewajiban valuta asing
ditranslasikan ke dolar memakai kurs yang berlaku pada tanggal nerca;
perkiraan-perkiraan modal ditranslasikan memakai kurs historis.
2.
Pendapatan dan beban ditranslasikan
memakai kurs yang berlaku pada tanggal transaksi, walaupun kurs rata-rata
terimbang boleh digunakan untuk tujuan kenyamanan.
3.
Keuntungan dan kerugian translasi
dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi.
Penyesuaian
nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar
negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara
permanen.
2. Transaksi-transaksi
Valuta Asing
FAS No. 52, pernyataan standar
akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan
perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing:
1.
Pada tanggal suatu transaksi diakui,
setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang
terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang
fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yang berlaku pada tanggal tersebut
2.
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo
yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain mata uang fungsional
perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs
berlaku.
Berdasarkan basis ini,penyesuaian transaksi valuta asing (yaitu,keuntungan atau
kerugian dari transaksi yang telah selesai) dari hutang atau valuta asing
diperlukan setiap kali kurs berubah diantara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian untuk mencerminkan perbedaan antara jumlah yang awalnya tercatat
dan jumlah penyelesaian.Jika laporan keuangan disiapkan sebelumtanggal
penyelesaian,penyesuaian akuntansi (yakni, keuntungan atau kerugian dari
transaksi yang belum terselesaikan ) akan sama dengan perbedaan antara jumlah
yang awalnya tercatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan bahwa pembedaan harus dibuat antara keuntungan dan
kerugian dari transaksi yang telah selesai dan keuntungan dan kerugian dari
transaksi yang belum terselesaikan,dengan memberi alasan bahwa pembedaan semacam
itu tidak bisa diterapkan dalam praktik.Karenanya, FASB memutuskan keuntungan
dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan diperlakukan secara sama
dengan keuntungan dan kerugian dari transaksi yang telah selesai. Seperti
terangkum dalam table berikut:
Keuntungan/Kerugian
|
Diskon/Premium
|
|
Translasi valuta asing yang belum
selesai
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
Komitmen valuta asing yang dapat
diidentifikasi
|
Ditunda dan
dimasukkan dalam transaksi valuta asing berbasis dollar
|
Perlakuan yang sama
dengan keuntungan / kerugian yang berkaitan,atau dimasukkan dalam laba
berjalan
|
Posisi aktiva / kewajiban neto
terbuka
|
||
1.Valuta asing adalah valuta
fungsional
|
Diungkapkan dalam
komponen modal konsolidasi terpisah
|
Perlakuan yang sama
dengan keuntungan / kerugian yang berkaitan,atau dimasukkan dalam laba
berjalan
|
2.Dollar adalah valuta fungsional
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
Spekulasi
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
Diakui dalam laba
berjalan
|
SUMBER:
Choi, Frederick D. S. dan
Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.2010: Salemba Empat.
http://abdmuhni.blogspot.co.id/2014/07/makalah-akuntansi-internasional.html